Siang itu aku berada di sebuah mall dengan tujuan pasti ke toko buku yang menjual berbagai macam buku. Bebepara bulan terakhir tepatnya setelah aku kuliah di jurusan IT, aku memang menjadi hobi ke toko buku. Kemarin seorang temanku merekomendasikan toko buku ini bahwa buku tentang IT sangat bagus dan lengkap, makanya aku menuju ke toko in walau jaraknya cukup jauh dari rumahku.
Memasuki toko buku aku disambut dengan tatapan penuh selidik dari satpam dan para pelayan toko, Salah satu pelayan toko bertanya padaku “Cari apa, Mas?” dengan wajah dan suara yang jauh dari kesan ramah. Aku bahkan sempat menangkap matanya menatapku cepat dari ujung rambut sampai ujung kaki.
“Buku tentang IT di sebelah mana ya?” tanyaku cuek.
Pelayan itu menunjuk ke salah satu sudut, lalu aku segera beranjak ke sana diikuti satpam toko tersebut. Ternyata temanku tidak bohong, koleksi buku IT di sisni bagus dan lengkap. Aku sampai bingung mau beli yang mana. Setelah melihat-lihat isinya, buku yang aku suka kupisahkan di atas rak, lalu aku mulai membuka buku lain. Tapi satpam toko yang setia menungguku segera mengembalikan buku yang ku pilih ke rak semula.
“Lah mengapa di kembalikan ke raknya lagi sih, Pak?” tanyaku heran.
“Ini buku mahal, Mas. Kalau habis lihat-lihat tolong dikembalikan lagi ke tempatnya ya!” jawab satpam dengan wajah kaku. Aku tersenyum dalam hati. Ternyata aku dikira akan mengacak-acak toko tersebut. Untung aku bukan orang yang mudah tersinggung. Lagipula aku terlanjur suka pada buku-buku yang memng sudah lama ku cari tapi tidak ada di toko buku lainnya. Tanpa berlama-lama, aku bergegas mengambil 2 buku yang ku incar dan langsung beranjak ke kasir.
“Ini mau dibeli?” tanya gadis pelayan toko dengan raut wajah yang tak percaya. Aku mengangguk sambil mengeluarkan kartu ATM dari dompetku.
“Semuanya jadi Rp 500 ribu lho.” Ujarnya dengan nada suara tidak yakin aku punya cukup uang unutuk membelinya.
“Iya, saya tahu. Tolong cepat sedikit, Mbak. Saya buru-buru.” Ujarku sambil memberikan kartu ATM-ku.
Selesai bertransaksi, wajah pelayan toko mendadak jadi ramah. Ia mengembalikan kartu ATM-ku sambil tersenyum manis, “Terima Kasih” ujarnya. Satpam toko pun melempar senyum saat aku melewatinya, lalu sambil membungkuk hormat dan cepat-cepat membukakan pintu toko untukku saat dilihatnya aku akan keluar.
Dari kaca toko, aku lihat samar-samar pantulan diriku yang hanya menggunakan t-shirt, celana pendek dan sandal jepit butut. Aku melenggang keluar dari toko dengan hati yang geli. Ternyata masih ada orang yang menilai orang lain hanya dari penampilan luarnya saja.
0 komentar:
Posting Komentar