A. Pendahuluan
Pertumbuhan penduduk yang makin cepat, mendorong pertumbuhan,aspek-aspek kehidupan yang meliputi aspek sosial, ekonomi, politik, dan kebudayaan. Dengan adanya pertumbuhan aspek-aspek tersebut, maka sistem pencaharian hidup menjadi bertambah dari homogen menjadi kompleks.
Manusia memiliki akal yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan untuk perkembangan kebudayaan dengan cara mengubah cara berpikirnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
B. Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah salah satu faktor yang penting yang mempengaruhi kondisi sosial ekonomi suatu negara. Contohnya : dengan bertambahnya penduduk berarti bertambah pula persediaan makanan, rumah, kesempatan kerja, dan sebagainya.
Selain itu, jika pertambahan penduduk tidak diimbangi dengan fasilitas tersebut akan menimbulkan banyak masalah, seperti meningkatnya jumlah pengangguran, meningkatnya jumlah kemiskinan serta timbulnya berbagai kejahatan atau kriminalitas.
Pertambahan penduduk di suatu daerah pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor demografi seperti berikut :
1. Kematian (Mortalitas)
2. Kelahiran (Fertilitas)
3. Migrasi
Komposisi penduduk adalah pengelompokkan penduduk yang didasarkan pada karakteristik tertentu yang akan disesuaikan dengan kegunaannya.
Komposisi penduduk menurut jenis kelamin mempunyai peranan yang sangat penting yang dapat untuk mengetahui :
1. Pertumbuhan penduduk di suatu daerah termasuk cepat atau lambat
2. Rasio ketergantungan
3. Jumlah wanita dalam usia subur
4. Jumlah tenaga kerja yang tersedia
5. berdasarkan tempat tinggal
6. Bentuk piramida bentuk
Menurut John Clark, pertumbuhan penduduk dikatakan cepat bila golongan umur 0-14 tahun lebih dari 40% dari golongan umur 60 tahun dan lebih sama atau kurang dari 100%. Untuk mengetahui pertumbuhan penduduk suatu daerah cepat atau lambat dapat dilihat dari bentuk piramida penduduk.
Keadaan struktur atau komposisi penduduk yang berbeda akan menunjukkan bentuk piramida yang berbeda pula. Ada 3 jenis struktur penduduk :
1. Piramida Penduduk Muda
Piramida ini menggambarkan komposisi penduduk dalam pertumbuhan dan sedang berkembang. Jumlah angka kelahiran lebih besar dari jumlah kematian. Bentuk ini dapat kita jumpai di Negara berkembang seperti Indonesia, India, Brazilia.
2. Piramida Stationer
Piramida ini menggambarkan keadaan penduduk yang tetap (statis) sehingga tingkat kematian rendah dan tingkat kelahiran tidak begitu tinggi. Bentuk ini dapat kita jumpai di Negara maju seperti Swedia, Belanda, Skandinavia.
3. Piramida Penduduk Tua
Piramida ini menggambarkan adanya penurunan tingkat kelahiran yang sangat pesat dan tingkat kematian kecil sekali. Bentuk ini dapat kita jumpai di negara Jerman, Inggris, Belgia, Perancis.
Rasio Ketergantungan (Depency of Rasio)
Rasio ketergantungan adalah angka yang menunjukkan perbandingan jumlah penduduk golongan umur yang belum produktif dan yang sudah tidak produktif kerja lagi dengan jumlah penduduk golongan umur produktif kerja.
Batas golongan umur produktif kerja (aktif ekonomi) masing-masing daerah berbeda. Biasanya terletak antara umur 15 tahun sampai 65 tahun.
C. Kebudayaan dan Kepribadian
A. Pertumbuhan dan Perkembangan Kebudayaan di Indonesia
1. Zaman Batu sampai Zaman Logam
Berdasarkan pendapat para ahli prehistoric, zaman batu itu terbagi dalam :
- Zaman batu tua (Palaeolithikum)
- Zaman Batu muda (Neolithikum)
Alat batu pada zaman batu tua, bentuk dan permukaan peralatan masih kasar seperti kapak genggam, kapak genggam itu kita kenal dari Eropa, Afrika, Asia Tengah sampai Punsjab (India), tapi kapak genggam ini tidak didapati orang di Asia Tenggara.
Berdasarkan penelitian para ahli prehistori, bangsa-bangsa Proto Austronesia pembawa kebudayaan Neolithikum berupa kapak batu besar atau kecil bersegi-segi itu berasal dari Cina Selatan, menyebar kea rah Selatan ke hilir sungai-sungai besar sampai ke Semenanjung Malaka lebih lanjut menyebar ke Sumatra, Jawa, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara sampai ke Flores dan Sulawesi berlanjut ke Filiphina.
Kapak batu itu diasah sampai mengkilat dan diikat kepada tangkai kayu dengan rotan. Bersamaan dengan persebaran kapak batu, tersebar pula bahasa Proto Austronesia. Bahasa Proto Austronesia sebagai induk atau cikal bakal bahasa dari bangsa yang mendiami pulau diantara Samudera Indonesia dan Samudera Pasifik. Dengan begitu bahasa Proto Austronesia menjadi bahasa di wilayah Negara-negara ASEAN, khususnya Republik Indonesia. Kemudian muncul bahasa Melayu yang memiliki dialek-dialek yang berbeda dan berkembang di Republik Indonesia kemudian menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi Republik Indonesia.
Zaman batu muda (neolithikum) membawa revolusi dalam kehidupan manusia. Pada zaman ini mereka mulai hidup menetap, membangun rumah, membentuk kelompok masyarakat desa, bertani, berternak untuk menjalani hidup.
Bangsa Proto Austronesia yang masuk dari semenanjung Indo China ke Indonesia itu membawa kebudayaan Dongson, dan menyebar di Indonesia. Materi Dongson berupa senjata tajam dan kapak berbentuk sepatu dari bahan perunggu.
B. Kebudayaan Hindu, Budha, dan Islam
1. Kebudayaan Hindu dan Budha
Pada abad ke-3 dan ke-4 agama Hindu masuk ke Indonesia, khusunya ke Pulau Jawa. Perpaduan atau akulturasi antara kebudayaan dengan kebudayaan.
Hindu yang berasal dari India itu berlangsung luwes dan mantap. Sekitar abad ke-5, ajaran Budha atau Budhisme masuk ke Indonesia, khususnya ke Pulau Jawa. Ajaran Budha dapat dikatakan berpandangan lebih maju daripada Hinduisme, sebab Budhisme tidak menghendaki adanya kasta-kasta dalam masyarakat.
Walaupun demikian, kedua agama itu berkembang berdampingan secara damai di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Baik penganut Hinduisme dan Budhisme melahirkan karya budaya yang bernilai tinggi dalam seni bangunan/arsitektur. Relief yang diabadikan dalam candi seperti Borobudur, Mendut, Prambanan, Kalasan (Jawa Tengah), Badut, Kidal, Jago, Singosari.
Candi Borobudur adalah candi Budha terbesar dan termegah di Asia Tenggara, bahkan tercatat sebagai salah satu bangunan kuno, yang termasuk dalam 10 besar keajaiban dunia.
2. Kebudayaan Islam
Pada abad ke-15 dan ke-16 agama Islam telah dikembangkan di Indonesia oleh para pemuka Islam yang disebut Wali Sanga. Titik sentral penyebaran agama Islam pada abad itu berada di Pulau Jawa. Sebenarnya agama Islam masuk ke Indonesia, khusuna ke Pulau JAwa sebelum abad ke-11 sudah ada wanita Islam yang meninggal dan dimakamkan d iota Gresik.
Masuknya agama Islam ke Indonesia khusunya ke Pulau Jawa berlangsung dalam suasana damai. Hal ini disebabkan karena Islam dimasukkan ke Indonesia tidak dengan secara paksa, melainkan dengan cara baik-baik.
Agama Islam mempunyai pengaruh yang mendalam dalam kehidupan penduduk di daerah yang bersangkutan seperti di Aceh, Sulawesi Selatan, Sumatra Timur, Sumatra Barat, dan Pesisir Kalimantan.
Agama Islam berkembang pesat di Indonesia dan menjadi agama yang mendapat penganut sebagian terbesar penduduk Indonesia.
C. Kebudayaan Barat
Kebudayaan barat adalah unsur kebudayaan yang memberi warna terhadap corak lain dari kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia. Awal kebudayaan barat masuk ke negara Indonesia ketika kaum penjajah mengedor masuk ke Indonesia, terutama bangsa Belanda.
Sudah menjadi watak dan kepribadian Timur serta masyarakat jawa bahwa dalam setiap kebudayaan yang datang dari luar, kebudayaan yang dimilikinya tidaklah diabaikan, tetapi disesuaikan dengan kebudayaan yang baru itu dengan kebudayaan lama.
Sehubungan dengan itu, penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 memberikan rumusan tentang kebudayaan bangsa Indonesia adalah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budi rakyat Indonesia seluruhnya, termasuk kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai puncak kebudayaan di daerah di seluruh Indonesia.
Dalam UUD 1945 juga ditunjukkan arah kebudayaan yaitu menuju kea rah kemajuan adab budaya dan persatuan, dengan tidak menolak bahan-bahan baru kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri, serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia.
Kebudayaan dan Kepribadian
Berbagai penelitian Antrophologi Budaya menunjukkan bahwa terdapat korelasi di antara corak-corak kebudayaan dengan corak-corak kepribadian anggota masyarakat. Secara garis besar, kebudayaan suatu bangsa adalah cermin dari kepribadian bangsa yang bersangkutan.
Sifat-sifat kepribadian yang berakar dari adai istiadat dan ajaran agama pada suatu kelompok masyarakat dapat dikukuhkan sebagai hokum adat. Di luar itu, ciri-ciri kepribadian suatu kelompok masyarakat, juga tercermin dalam penampilan sikap hidup sehari-hari. Ciri khas kepribadian suatu bangsa dalam bentuk lain dapat diamati dalam macam ragam karyanya.
Kepribadian bangsa Indonesia yang ramah tamah, suka menolong, memiliki sifat kegotong-royongan adalah cirri umum dari sekian banyak kepribadian suku-suku bangsa yang ada di Republik Indonesia dan terpatri menjadi cirri khas kepribadian bangsa Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar